Sunday, March 1, 2015

SERI IMUNISASI : Vaksin Polio

Kapan vaksinasi Polio diberikan ?
Menurut Jadwal imunisasi terbaru, menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) tahun 2014, Polio diberikian 4 kali, yaitu saat anak baru lahir (polio 0), anak berusia 2 bulan (polio 1), anak berusia 4 bulan (polio 2) dan anak berusia 6 bulan (polio 3)



Sumber gambar : google image
  
Bagaimana cara pemberian vaksin polio ?
Polio dapat diberikan per oral (melalui mulut) , 2 tetes atau injeksi (suntikan)

Mana yang paling bagus, polio secara per oral atau yang diberikan dengan suntikan ?
Untuk bayi yang normal, pemberian vaksin polio yang paling baik adalah melalui per oral. Pemberian vaksin melalui mulut akan menimbulkan imunitas yang lebih baik jika dibandingkan secara suntikan. Polio yang diberikan secara oral, akan merangsang kekebalan tubuh terhadap virus ini di saluran cerna dan seluruh tubuh

Apa saja jenis vaksin polio oral yang ada ?
Vaksin polio oral ada yang monovalen (mOPV), bivalen (bOPV) dan trivalen (tOPV). Vaksin polio yang terbaik adalah tOPV, karena memiliki kekebalan untuk 3 strain virus polio, yaitu P1,P2 dan P3

Bagaimana jika saya terlambat memberikan vaksin polio pada bayi saya ?

Jika terlambat, pemberian vaksin polio tetap diberikan sesuai jadwal. Interval pemberian polio satu ke polio yang lain adalah 6-8 minggu. Pada prinsipnya, semakin besar usia anak, maka respon imun yang ditimbulkan semakin baik

Apakah ada kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI) dari vaksin polio pada bayi ?
Ya, ada tentunya. Dokter anak anda akan menjelaskan KIPI dari polio, tetapi peluang terjadinya KIPI pada polio adalah 1 berbanding  1 juta, hingga puluhan juta.
Mengenai KIPI pada polio, silahkan cari di google tentang VAPP (vaccine associated paralysis poliomyelitis) dan VDPV (vaccine drives polio viruses)

Tuesday, October 1, 2013

Leukimia pada anak

Anak anda terdiagnosa leukimia.....

Lantas, apa itu leukimia ?

Leukimia, atau lebih populer dikenal dengan kanker darah, adalah penyakit yang ditandai pertumbuhan leukosit yang berlebihan (sel blast)

Pertumbuhan sel blast yang berlebihan akan menekan produksi sel darah lain. Berikut adalah dasar -dasar sel darah yang terdapat dalam pembuluh darah

1. Eritrosit
Adalah sel darah merah, berfungsi mengangkut oksigen dan mendistribusikan ke seluruh tubuh. Eritrosit memiliki fungsi vital dalam memastikan oksigen, sebagai sumber metabolisme, terdistribusi merata di seluruh sistem organ

2. Leukosit
Adalah sel darah putih, berfungsi sebagai pertahanan, fagosit (memakan) zat asing yang tidak dikenal tubuh, seperti virus atau bakteri. Pada leukimia, sel ini bertambah dan tidak berdiferensiasi (berkembang) dengan baik, sehingga muncul ke perifer (pembuluh darah) sebagai leukosit muda (sel blast).

3. Trombosit
Adalah kepingan darah, berfungsi sebagai pembentuk plak penyumbat perdarahan jika terjadi kerusakan pada pembuluh darah. Trombosit merupakan bagian besar dari sistem pembekuan darah

Apa penyebab  leukimia ?

Leukimia timbul oleh karena paparan zat kimia seperti insektisida, pestisida, dsb. Penyakit ini sering dijumpai pada anak anak yang hidup di lingkungan pertanian, dimana penderita terpapar secara rutin zat zat tersebut. Isu terbaru menyebutkan bahwa paparan oksigen berlebihan saat bayi, memiliki risiko tinggi terhadap berkembangnya penyakit ini.


Bagaimana leukimia menyebabkan gejala ?

Sel blast yang berlebihan akan menekan produksi sel darah yang lain. Semua sel darah diproduksi di sum sum tulang. Pertambahan sel blast pada sum sum tulang, akan menekan produksi sel eritrosit dan trombosit

Penekanan produksi eritrosit secara langsung akan mengurangi jumlah eritrosit yang beredar di seluruh tubuh. Dampak dari pengurangan eritrosit akan mengurangi jumlah oksigen yang diangkut, sehingga metabolisme terganggu, akibatnya tubuh bekerja seperti halnya mobil tanpa bensin. (kematian)

Penekanan produksi trombosit, akan menyebabkan terganggu sistem pembekuan darah. Apabila trombosit berkurang, plak tidak akan terjadi, sehingga perdarahan berlangsung terus. Akibat berlangsungnya perdarahan, tubuh akan kehilangan sel eritrosit, dan lagi, pada akhirnya tubuh bekerja sepertinya mobil tanpa bensin (kematian)

Bagaimana menterapi leukimia ?

Sampai saat ini, kemoterapi masih menjadi pilihan utama. Obat obat kemoterapi ditujukan untuk membunuh sel blast yang beredar di seluruh tubuh.

Transfusi pada anak

Transfusi ditujukan pada anak dengan diagnosa thalasemia, leukimia maupun dengan pendarahan

Tujuan dari transfusi adalah mengganti komponen darah yang hilang. Jadi tidak semua komponen darah (whole blood) diberikan. Konsep terdahulu memang menggunakan whole blood, tetapi pemberian whole blood dianggap tidak efektif dan menambah berat kerja jantung, khususnya pada anak

Apa saja jenis transfusi yang diberikan ?

Adapun jenis komplemen yang diberikan adalah :

1. Packed Red Cell (PRC)
    PRC adalah sel darah merah (eritrosit) . Pemberian PRC ditujukan pada penderita thalasemia dan leukimia, karena pada kedua penyakit tersebut secara langsung merusak sel darah merah (baca blog saya mengenai leukimia pada anak)

2. Trombosit
Trombosit adalah sel darah yang berfungsi sebagai pembentuk plak, yang  merupakan bagian besar dari sistem pembekuan darah. Transfusi trombosit ditujukan pada anak anak dengan penyakit yang mengurangi nilai trombosit, seperti pada demam berdarah dengue, trombositopenia, dsb.

3.  Fresh Frozen Plasma (FFP)
  FFP merupakan cairan yang sebahagian besar terdiri dari serum, yang berisi leukosit dan faktor faktor pembekuan. Pada pasien perdarahan  kronis, FFP merupakan indikasi utama dalam pencegahan agar penyakit tidak menjadi lebih buruk. FFP ditujukan pada DIC dan kelainan pembekuan darah lain nya

4. Faktor pembekuan darah
Beberapa penyakit membutuhkan transfusi faktor pembekuan khusus, seperti pada hemofilia.

Apa yang perlu diperhatikan saat transfusi darah ?

1. Alergi
Reaksi alergi transfusi terlihat sebagai rash ( ruam) yang mirip dengan biduran/urtika. Anak akan mengeluh gatal saat ditransfusi, dan timbul benjolan berwarna merah yang hampir merata di seluruh tubuh. Hentikan segera transfusi, dan pemberian dexamethason berguna untuk meringankan reaksi. Reaksi alergi terjadi oleh karena antigen yang terdapat pada sel darah merah

2. Batas waktu pemberian
Darah yang akan ditranfusi hendaknya tidak digunakan lebih dari 4 jam setelah diambil dari bank darah. Hal ini bisa mengakibatkan kerusakan sel darah oleh paparan suhu dan faktor eksternal lainnya.

Khusus untuk trombosit dan FFP, pemberian tranfusi dilakukan secepat mungkin, dan kurang dari 40-60 menit

3 . Jeda pemberian
Transfusi dihitung sesuai kemampuan, dan diberikan dalam interval 12 jam hingga seluruh kebutuhan  tercukupi

4. Transfusi sesuai  kemampuan
Berbeda dengan dewasa, pada anak transfusi dihitung berdasarkan kemampuan hb anak. Semakin rendah hb, artinya jumlah darah yang diberikan per kali transfusi semakin sedikit, begitu sebaliknya.

Monday, September 30, 2013

Screening tumbuh kembang anak anda

Kali ini saya akan paparkan tumbuh kembang normal anak secara umum berdasarkan umur. Anda bisa merujuk pada data yang saya kumpulkan dari bagian pediatri sosial departemen ilmu kesehatan anak FK USU.

1 bulan  : tangan dan kaki bergerak aktif, bereaksi terhadap bunyi lonceng, menatap wajah ibu

2 bulan : mengangkat kepala ketika telungkup, bersuara, tersenyum spontan

3 bulan : kepala tegak ketika didudukkan, tertawa/berteriak, tersenyum spontan

4 bulan : telentang/tengkurap sendiri, tertawa/berteriak, memandang tangannya

5 bulan : meraih/menggapai sesuatu, menoleh ke suara, meraih mainan

6 bulan : duduk tanpa berpegangan,  menoleh ke suara, memasukkan biskuit ke dalam mulut

7 bulan : mengambil mainan dengan tangan kanan dan kiri, bersuara " ma,ma........"

8 bulan : berdiri berpegangan, bersuara "ma,ma.."

9 bulan : menjimpit, melambaikan tangan

10 bulan : memukulkan mainan di kedua tangan, bertepuk tangan

11 bulan : berdiri tanpa berpegangan, memanggil mama,papa , meminta/ menunjuk

12 bulan : berdiri tanpa berpegangan, memanggil mama, papa, bermain dengan orang lain

15 bulan : berjalan, berbicara 2 kata, minum dari gelas

1,5 tahun : menendang bola, berbicara beberapa kata: mama, papa, ma em, pipis, memakai sendok

2 tahun : menumpuk mainan, menunjuk gambar, melepas pakaian, memakai pakaian, gosok gigi

2.5 tahun : melompat, menunjuk bagian tubuh, menggabung beberapa kata

3 tahun :  menggambar garis tegak, menyebutkan nama dan kegunaan benda

Demam pada anak, bagaimana penanganannya?

Demam pada anak ditandai dengan peningkatan suhu tubuh.  Manusia adalah mahluk diurnal, artinya manusia memiliki 2 nilai suhu, yaitu suhu terendah pada pukul 06.00 dan suhu tertinggi pada pukul 18.00

Suhu normal manusia adalah 36.2 - 37.2 celcius. Suhu  antara rentang 37.2 - 37.7 disebut subfebris. Sedangkan suhu diatas 37.7 sampai dengan 40 disebut dengan febris (demam). Suhu diatas 40 disebut dengan hiperpireksia


Hendaknya sebagai orang tua, ketersediaan termometer harus ada di rumah, sehingga anda bisa mengukur  suhu anak anda jika anak anda demam.

Kapan pemberian anti piretik (anti demam ) ?

Demam adalah mekanisme normal tubuh. Ketika bakteri atau virus mengganggu sistem tubuh kita, demam akan muncul untuk mengaktivasi sistem pertahanan tubuh, sehingga sel sel darah putih (leukosit) lebih reaktif dalam melawan bakteri atau virus

Oleh sebab itu, demam tidak dianjurkan diturunkan secara cepat, terutama pada suhu sub febris.
Pada rentang suhu febris dan hiperpireksia, anti piretik bisa diberikan, karena pada suhu tersebut demam dianggap mengganggu anak

Pemberian kompres juga bisa diberikan bersamaan dengan pemberian anti demam

Kompres apa yang diberikan, kompres panas  atau dingin ?

Ada dua pendapat  perihal pemberian kompres . Saat demam, anak terkadang diberikan kompres hangat.

Pemberian kompres hangat bermaksud mengelabui center pengatur suhu di hipotalamus yg terletak di otak. Pemberian kompres hangat disekitar kepala akan ditafsirkan sebagai peningkatan suhu oleh hipotalamus, sehingga dengan bertahap hipotalamus akan menurunkan suhu tubuh.

Sedangkan tujuan pemberian kompres dingin, adalah perpindahan panas secara konduksi, dari kepala ke kain yang kita gunakan sebagai kompres di kepala, sehingga dengan demikian diharapkan suhu tubuh turun bertahap.

Pada bagian anak FK USU, kami memberikan kompres hangat pada anak yang dirawat di bangsal


Mengenal anemia pada anak

Anak anda pucat?

 Pucat bisa ditandai dengan warna yang tidak terang pada telapak tangan penderita. Biasanya anak yang disertai dengan pucat disebut anemia oleh dokter anda.

 Dokter anda akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai elemen dari komponen darah yang diambil.

 Saya akan menjelaskan beberapa komponen yang dinilai pada pemeriksaan darah lengkap,
yaitu:
 1. Hemoglobin (hb)
Pada anak normal, nilai hb harus diatas 12. Hb diantara 10-12 disebut dengan anemia ringan. Hb diantara 7-10 disebut anemia sedang. Sedangkan hb dibawah 7, disebut dengan anemia berat

 2. MCV (mean corpuscular volume)
 Menilai volume dari sel darah merah, pada anemia dijumpai sel darah merah kecil (mikrositik) atau sel darah merah besar (makrositik)

 3. MCHC (mean corpusculat hemoglobin concentration)
Rerata jumlah hb yang bisa diangkut oleh sel darah merah

 4. MCH (mean corpuscular hemoglobin)
Rerata volume hemoglobin Skrening tersebut merupakan dasar pemeriksaan anemia. Anemia ditentukan oleh nilai Hb. MCV menentukan jenis anemia, apakah anemia mikrositik atau makrositik. Apabila nilai MCV rendah, disebut dengan anemia mikrositik, begitu juga sebaliknya

 Termasuk ke dalam Anemia Mikrositik : Anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis, thalasemia, amemia sideroblastik

 Termasuk ke dalam anemia makrositik : Anemia defisiensi B 12, myelodisplasia, hemolisis, penyakit hati dan kehamilan

 Tks

Apa itu murmur ? Bagaimana proses terjadinya murmur?

Pada anak dengan penyakit jantung kongenital, terjadi perubaha suara jantung. Secara normal, jantung terdengar sebagai suara "Lub" dan "Dub".

Jika dua suara tersebut tidak terdengar, berarti ada bising yang menyertai. Bising tersebut dikenal dengan istilah murmur.

 Murmur terjadi karena perubahan aliran turbulensi pada ruang jantung, yang disebabkan karena: kerusakan katub jantung, penyempitan jalan keluar dari jantung ke pembuluh, kecepatan aliran darah yang bertambah, dan pertambahan volume (debit) dari aliran darah ke jantung

 jenis suara yang terdengar tergantung pada fase sistolik (saat jantung memompa) atau fase diastolik (saat jantung recoil dan menampung darah kembali)

 Murmur sistolik dijumpai pada : stenosis aorta, atenosis pulmonal, regurgitasi mitral dan regurgitasi trikuspidal

 sedangkan murmur diastolik terdengar pada : stenosis mitral, stenosis trikuspidal, regurgitasi aorta dan regurgitasi pulmonal